
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
INEKTISIDA ALAMI
(DENGAN BAWANG BAWANGAN)
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT
JUDUL PROGRAM
INEKTISIDA ALAMI
(DENGAN BAWANG BAWANGAN)
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT
Fahrizal
Hendra Setiawan Ketua NIM.151411513023 Angkatan 2014
Zulian
Rizki Perdana Anggota NIM.151411513041 Angkatan 2014
Mellisa
Ayunindya Anggota NIM.151411513005 Angkatan 2014
Karina
Rustiadi Anggota NIM.151411513018 Angkatan 2014
Fakhri
Ivan Alfiansyah Anggota NIM.151411513059 Angkatan 2014
Okky
Amaliawanti Anggota NIM.151411513007 Angkatan 2014
Firsty
Rahmawanti Firdaus Anggota NIM.151411513009 Angkatan 2014
Nur
Annisa Anggota NIM.151411513036 Angkatan 2014
Ranita
Maulana Dewi Anggota NIM.151411513052 Angkatan 2014
Iqbal
Zakkadiaksa Anggota NIM.151411513031 Angkatan 2014
Rantu
Gentur Arsa Wijaya Anggota NIM.151411513061 Angkatan 2014
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul
Kegiatan : Insektisida Alami
2. Bidang
Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-KC ( ) PKM-T a ( )
PKM-M ( ) PKM-GT
(Pilh salah satu)
3. Ketua
Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Fahrizal Hendra Setiawan
NIM : 151411513023
Jurusan : D3 – Sistem Informasi
Alamat Rumah dan No Tel./HP :Perum pondok sedati asri blok GG-18
Alamat email :fahrizal.setiawan11@gmail.com
Nama Lengkap : Fahrizal Hendra Setiawan
NIM : 151411513023
Jurusan : D3 – Sistem Informasi
Alamat Rumah dan No Tel./HP :Perum pondok sedati asri blok GG-18
Alamat email :fahrizal.setiawan11@gmail.com
4. Anggota
Pelaksana Kegiatan/Penulis : 11 orang
5. Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar :
NIDN :
Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Nama Lengkap dan Gelar :
NIDN :
Alamat Rumah dan No Tel./HP :
6. Biaya
Kegiatan Total
Dikti : Rp 4.000.000,-
Sumber lain (sebutkan …) : Rp –
Dikti : Rp 4.000.000,-
Sumber lain (sebutkan …) : Rp –
7. Jangka
Waktu Pelaksanaan : 3
bulan
|
|
Surabaya,
12 September 2014
|
|
|
Ketua
Pelaksana Kegiatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(Fahrizal
Hendra Setiawan)
|
|
|
NIM.151411513023
|
DAFTAR ISI
A. Judul Program
“Insektisida Alami”
Negara Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani adalah seseorang yang bergerak dibidang bisnis pertanian utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain. Pertanian adalah pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
sumber energi, dan untuk mengelola lingkungan hidup (www.wikipedia.com). Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis
dalam struktur pembangunan perekonomian nasional (www.paskomnas.com).
Dalam bidang pertanian
para petani memiliki kendala yaitu hama, seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan
mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya
tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim/cuaca atau memang sejak awal
menggunakan benih/bibit yang tidak baik jadi mudah terserang, bisa juga dari kondisi
tanahnya, dan lain-lain. Hama adalah organisme
yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Untuk mengatasinya dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan pestisida baik kimia
maupun alami.
Pembasmi hama atau pestisida
adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau
membasmi organisme pengganggu. Seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia
yang dianggap mengganggu. Pestisida dapat berupa: insektisida
(serangga), fungisida
(fungi/jamur), rodensida (hewan pengerat/Rodentia), herbisida
(gulma), akarisida (tungau), bakterisida (bakteri), larvasida (larva) (www.wikipedia.com).
Insektisida merupakan bagian dari pestisida yang berfungsi untuk mengendalikan dan
mengontrol hama serangga. Insektisida dapat dibedakan berdasarakan cara
penggunaannya, ada yang disemprotkan (dengan alat penyemprotan atau dengan kaleng
penyemprot aerosol), dibakar (fumigant untuk ruang tertutup), dioleskan (repellant), penolak
serangga Attractant (penarikan serangga seperti kertas lalat untuk
membunuhnya). Insektisida diperkenalkan ke publik pertamakali di Jerman tahun
1945 dengan senyawa kimia organoposphates dan di Prancis 1941 yaitu dalam
bentuk insektisida aerosol (hexachorocylohexane) (www.scribd.com).
Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang
dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung
pada kematian serangga pengganggu tanaman. Insektisida
dapat dibedakan menjadi golongan organik dan anorganik. Insektisida organik
mengandung unsur karbon sedangkan insektisida anorganik tidak mengandung unsur karbon. Insektisida
organik umumnya bersifat alami, yaitu diperoleh dari makhluk hidup sehingga
disebut insektisida hayati (www.wikipedia.com).
Pestisida khususnya insektisida untuk
pemberantasan hama, sudah sangat akrab dengan masyarakat, bukan hanya digunakan
oleh para petani di pertanian, tetapi di banyak rumah tangga bahkan telah
menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Namun, tidak
jarang penyimpanan dan penggunaan tidak mengikuti petunjuk yang benar. Hal ini
menyebabkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran udara, air maupun tanah,
dengan akibat gangguan kesehatan pada manusia yang tercemar bahan beracun dan
berbahaya tersebut. Bahan insektisida yang terbawa oleh air ke dalam lingkungan
melalui perairan sawah maupun air hujan yang jatuh ditempat-tempat yang
disemprot insektisida, bisa mencemari
air yang dilaluinya. Beberapa bahan insektisida
bersifat persisten dan tidak mudah terurai oleh mikroorganisme yang terdapat di
air. Insektisida ini akan masuk kedalam rantai makanan dan terakumulasi, karena
adanya efek biological magnification
yang pada akhirnya akan sampai ke manusia (www.books.google.co.id).
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah
lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan bahan-bahan
alami untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman,
tanpa harus mematikannya, sehingga siklus ekosistem masih tetap terjaga. Adapun
bahan-bahan insektisida alami itu adalah sebagai berikut: tembakau, kenikir,
pandan, kemangi, cabe rawit, kunyit, bawang putih, gadung, sereh dan masih
banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami. Bila melihat bahan-bahan tersebut, semua ada di lingkungan kita,
mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun (www.wordpress.com).
Bawang
putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih
merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Tanaman bawang putih yang selama ini kita ketahui sebagai bumbu
masakan, ternyata dapat dijadikan alternatif lain sebagai pestisida alami jenis
insektisida. Selain mudah dicari, harganya pun relatif murah sebab yang
dipergunakan yaitu umbi bawang putih yang saat ini kurang dalam penggunaanya
selain untuk bumbu masak. Jadi secara tidak langsung kita bisa menggembangkan manfaat dari
tumbuhan bawang putih. Tidak hanya itu, zat
allisin dan diallil sulfida yang
terkandung dalam bawang putih ini cukup mematikan bagi beberapa jenis ulat
perusak daun dan buah seperti ulat Heliothisarmigera hubner hal ini
didukung oleh pendapat Rukmana (1995). Allisin dan diallil sulfida ini juga merupakan bahan yang mudah
diekstrak
dengan menggunakan pelarut air biasa dan bersifat racun kontak yang akan
bekerja baik jika terkena atau kontak langsung terhadap sasaran yaitu pada pada
bagian tubuh ulat Heliothis armigera hubner. Umumnya petani tidak tahu bahwa umbi
bawang putih mampu mengatasi atau menggantikan
pestisida alami yang sering mereka gunakan. Padahal, sebenarnya kadar allisin dan diallil sulfida cukup layak dikembangkan sebagai jalan menuju pertanian organik yang
kian menggelobal tanpa harus mencemari lingkungan (www.wordpress.com).
Salah satu tanaman yang dapat
dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu, bawang merah yang diambil
kulitnya. Kulit bawang merah adalah bagian terluar atau pembalut dari
daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman,
kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi
tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam
hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan
yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang
disukainya. Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa
mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengkonsumsi
daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan
menyebabkan terganggunya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan,
yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus, 2008). Selain
mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung
senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu
menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang
menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan
oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah
tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak
memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama
serangga tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya. Akhirnya, hama
serangga akan mati secara perlahan. Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat,
kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang
menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat
memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan
bunga pada tumbuhan (Rizal, 2008).
Bawang bombay (Allium
boombae) adalah jenis bawang yang paling banyak dan luas dibudidayakan dalam
genus Allium. Bawang bombay biasa
digunakan dalam memasak makanan di Indonesia, tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga bagian dari masakan
karena bentuknya yang besar dan tebal dagingnya. Disebut
bawang bombay karena dibawa
oleh pedagang-pedagang yang berasal dari kota Bombay (Mumbai sekarang) di
India ke Indonesia.
Kandungan Bawang bombay yaitu, kandungan
licin, asam amino, mangan, sodium, vitamin C, vitamin E, minyak atsiri, quercitin dan curcumin banyak terdapat dalam tumbuhan dua musim ini.
Itu sebabnya bawang bombay memiliki banyak khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Bawang bombay memiliki senyawa
APDS yang memiliki fungsi menurunkan gula darah sehingga dapat menjadi teman dan penolong
bagi penderita diabetes mellitus. Selain itu, bawang bombay juga memiliki khasiat
mencegah osteoporosis, menghentikan pilek, sakit perut, dan sebagai pencegah penyempitan pembuluh darah juga hipertensi, sebagai
pencegah pemecahan insulin di hati dan dapat merangsang produksi insulin di
pancreas.
Bawang bombay, tak sekedar bumbu
penyedap masakan saja. Kandungan berbagai zat di dalamnya memiliki khasiat
ampuh menangani dan mencegah berbagai penyakit ganas. Itu sebabnya jangan
sungkan dan khawatir lagi mengonsumsi bawang bombay. Tak perlu riskan dengan pendapat yang
menyatakan bahwa mengonsumsi bawang dapat menyebabkan bau badan. Sesungguhnya
menghindari konsumsi bawanglah yang dapat menyebabkan penyakit.
Manfaat bawang bombay, bawang merah, dan bawang putih bukan hanya memiliki fungsi sebagai bumbu masakan semata, namun juga bermanfaat
sebagai antioksida bagi tubuh. Bawang bombay sendiri memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Bawang bombay mempunyai khasiat sebagai pencegah kanker, tumor, penurunan kadar lemak dalam darah, pencegah
penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah, juga dapat mencegah leukemia, dan
menyembuhkan penyakit asma (www.anneahira.com).
Berdasarkan latar belakang
permasalahan di atas, maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay
dapat dijadikan sebagai insektisida alami?
2.
Manakah yang lebih efektif membasmi serangga antara
insektisida alami dari bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay?
E. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan
program ini adalah diproduksinya
insektisida alami yang terjangkau oleh masyarakat
a.
Untuk mengetahui bagaimana
proses pembuatan insektisida alami
b.
Untuk memenuhi tugas
sebagaimana setiap siswa yang akan melanjutkan tingkatan kelas yang lebih
tinggi diwajibkan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
c.
Untuk
membuktikan penggunaan insektisida pada bawang putih, bawang merah, dan bawang
bombay.
G.
TinjauanaPustaka
Menurut De Luca (1979) ada tiga jenis bahan alami yang dapat
digunakan dalam pengendalian hama gudang yaitu bahan mineral, bahan nabati, dan
bahan hewani. Dari ketiga bahan alami tersebut bahan nabati yang merupakan
cadangan paling besar dan bervariasi. Bahan nabati yang bersifat insektisida
mempunyai daya tolak terhadap serangga atau daya mengurangi selera makan
serangga.
Menurut Beye (1980) nikotin, pirethrin, retenon, dan azadirachtin
merupakan contoh-contoh senyawa nabati yang sudah dikenal dan banyak
digunakan. Nikotin sebagai alkaloid yang diperoleh dari tembakau dapat
mengganggu sistem ganglion serangga sehingga menyebabkan kematian. Pirethrin
yang merupakan racun yang diambil dari bunga crysanthemum (pyrethrums)
adalah insektisida yang paling aman dan banyak digunakan dalam rumah tangga.
Retenon atau retenoids merupakan insektisida yang diekstrak dari akar tanaman
derris dan Lonchocarpus (Leguminosae).
Cara kerja retenoid adalah dengan mengganggu reproduksi energi. Azadirachtin
merupakan zat racun yang diekstrak dari buah pohon nimba (Azadirachta indica).
Berbagai senyawa yang diasosiasi dengan tumbuhan berhasil diisolasi dan diidentifikasi. Senyawa penol dari daun Sorgum bicolor Moench mampu mencegah
serangan-serangan Lecusta migratonia,
juga senyawa Quinon dari Pinus bankosa
mampu melindungi kayu panama dari serangan rayap (Jacopson, 1980).
H. Gagasan
Indonesia merupakan salah
satu negara agraris yang mengembangkan sektor pertanian. Salah satu
permasalahan dalam bidang pertanian adalah hama. Hama dapat dibasmi dengan
insektisida, namun sangat jarang ditemukan insektisida dari bahan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas insektisida alami yang terbuat dari
bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay. Hewan uji yang digunakan adalah belalang dengan
ukuran panjang ±
3 cm. Belalang dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, masing-masing kelompok disemprot dengan insektisida alami yang
berbeda-beda yakni bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay. Setelah
perlakuan, lama kematian belalang diamati menggunakan stopwatch. Hasil
percobaan menunjukkan bawang putih lebih cepat membunuh belalang dari pada
bawang merah dan bawang bombay yakni dalam waktu 6 menit 25 detik pada
percobaan pertama, 8 menit 34 detik pada percobaan kedua, dan 10 menit 43 detik
pada yang ketiga. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa insektisida yang
terbuat dari bawang putih lebih efektif dari pada bawang merah, dan bawang
bombay.

Adapun pihak pihak yang dipertimbangakan
dapat membantu untuk mengimplementasikan gagasan ini yaitu:
1. Petani
2. Produsen Insektisida
Setelah
ditentukan pihak pihak yang dapat membantu pengimplementasian gagasan kami,
selanjutnya dapat ditentukan langkah langkah strategis yang harus dilakukan
untuk mengimplementasikan gagasan, sebagai berikut :
1. Memperkenalkan gagasan kami kepada
Produsen Insektisida
2. Membuat kerjasama antar Produsen Insektisida untuk saling bekerja sama dalam menyediakan Insektisida
3. Distribusi Pestisida
2. Membuat kerjasama antar Produsen Insektisida untuk saling bekerja sama dalam menyediakan Insektisida
3. Distribusi Pestisida
I. Kesimpulan
1.Gagasan yang Diajukan
Berdasarkan kondisi saat ini yaitu
masyarakat terutama petani yang
membutuhkan pestisida alami yang murah dan aman untuk konsumen maka kami ajukan
gagasan ini
2. Teknik Implementasi
a)
Perencanaan
dan konsep awal
Perencanaan dan
konsep awal dilakukan dengan membuat
formula pestisida
b)
Sosialisasi
mensosialisasikan gagasan ini pada pihak Produsen dan Petani
mensosialisasikan gagasan ini pada pihak Produsen dan Petani
c)
Pelaksanaan
1. Memproduksi Pestisida
1. Memproduksi Pestisida
2. Mendistribusi Pestisida
3.
Menguji Pestisida
3. Prediksi
Hasil yang akan Diperoleh
Barang : “PESTISIDA ALAMI”
4. Kegunaan
1. Membunuhu Hama
2. Mengurangi
tanaman terinfeksi pestisida
3. Pestisida
murah
DAFTAR PUSTAKA
Rubick, Jack.; et al. (2003). Modern Pestiside (ed. 1st). Woodhead Publishing Limited. hlm. 89.1.
0 comments:
Post a Comment